Jumat, 20 Juli 2012

Tetap Tergantung laki-laki

Keingat hari Rabu ketika 2 jam pelajaran terakhir. Diisi dengan pelajaran BK. Pengajarnya ada Bu Emil. Pelajaran BK bener-bener lumayan bagus. Padahal dulu waktu kelas X dan XI gak ada pelajaran BK. hehe. Tapi kelas XII justrul aja. Tujuannya seh buat kawan curhat kita.

Bu emil Tanya anak-anak pingin masuk mana. you know lah.. arek SMALA wakeh puol sing pingin buat masuk FK. FK manapun. Di kelasku aja ada hampir 15an anak. hmmm. bener-bener banyak. Mungkin ada 150an anak yang pingin ke FK. Disini ada orang yang membuatku kaget. Seorang kawanku ya.. begitu dia dulu gak pingin buat mask FK dan sekarang... dia milih FK. Spontan anak sekelas kaget karena wajahnya yang jujur serem *peaceyavis*

Tapi ada hal yang menarik ketika bu Emil bertanya kepada anak perempuan 
"Anak perempuan disini nantik pinginnya jadi apa? Ibu Rumah tangga atau Wanita karier?"
Kebanyakan dari kami menjawab "Tergantung laki-lakinya bu."
"Itu hal yang baik, memang wanita harus tetap menjalakan kodratnya" "Kalo laki-laki di kelas ini siapa yang ingin punya istri Ibu rumah tangga?"
Kebanyakan dari mereka mengacungkan jari 93% lah.
Ketika ditanya Bu Emil "Siapa yang ingin punya istri yang bekerja?"
Hanya tiga orang, yaitu Dika, Aksa, sama Avis. Tapi Aksa sudah 2 x acungkan tangan. Bu Emil tanya "Kenapa Kamu acungkan tangan 2x?"
Aksa jawab "Soalnya saya menerima Istri saya apa adanya"
Jawaban yang bijak.

Yang saya pikirkan sekarang. Kenapa banyak sekali laki-laki yang ingin mempunya istri Ibu Rumah Tangga. Sedangkan seorang Istri inginnya kebanyak bekerja.

Ya.. gatau lah... Aku bingung.. Tapi kalo bagiku. Semua tergantung laki-laki nantiknya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar