Senin, 13 Desember 2010

Waspadai Pengeras Kalbu!

Sesuatu ada tentunya dengan adanya sebab merupakan satu perkara penting dalam mengobati dan menerapi satu penyakit. Berapa banyak dokter atau tabib yang gagal memberikan obat yang pas karena tidak mengetahui sebab penyakit tersebut.

Kalbu yang keras adalah penyakit berbahaya yang terjadi tentunya dengan sebab-sebab tingkah laku pemiliknya. Diantara sebab-sebab kerasnya kalbu adalah:


1.  Ketergantungan kalbu terhadap dunia dan melupakan akhirat. Kalu kalbu sudah keterlaluan mencintai dunia dari pada akhirat, maka kalbu tergantung terhadapnya, lambat laun keimanan menjadi lemah dan semakin berat menjalankan ibadah.


2.    Lalai pada asalnya adalah lupa yang terjadi karena tidak sadar. Allah jelaskan hal ini dalam firmannya:
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (dari padaNya).” (QS. Al-Anbiya’: 1)
 

Imam asy-Syaukani menjelaskan pengertian Ghaflah (lalai) dalam ayat ini dengan menyatakan: “Pengertiannya mereka berada dalam kelalaian oleh duni dan berpaling dari akherat tidak bersiap-siap dengan kewajiban mereka berupa iman kepada Allah dan melaksanakan kewajibannya dan menjauhi larangannya.”(Fathu al-Qadir 3/566)
Sebab ini memiliki pengaruh langsung dalam mengerasnya kalbu. Sehingga Imam Ibnu al-Qayyim menyatakan: “semakin kuat sifat lalai dalam kalbu semakin membuatnya keras.” 
Lalai merupakan penyakit berbahaya apabila telah menjalar di dalam kalbu dan bersarang dalam jiwa. Karena akan berakibat anggota badan saling mendukung untuk menutup pintu hidayah, sehingga kalbu menjadi keras dan terkunci.
Allah berfirman, yang artinya: “Mereka itulah orang-orang yang kalbu, pendengaran, penglihatnnya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.”(QS. An-Nahl:108)
Dalam ayat di atas Allah memberi tahukan, bahwa orang yang lalai adalah mereka yang memiliki kalbu keras membatu, tidak mau lembut dan lunak, tidak mempan dengan berbagai nasehat. Kalbu yang keras bagaikan batu atau bahkan lebih keras lagi, karena mereka punya mata, namu tak melihat kebenaran dan hakikat setiap perkara.
Karena itulah Imam al-Alusi menyatakan: “Kerasnya kalbu adalah sumber keburukan dan ia bersumpah dari panjangnya kelalaian terhadap Allah.”


3.    Kawan yang buruk. Ini juga salah satu sebab terbesar yang mempengaruhi kerasnya kalbu dan jauhnya seseorang dari Allah. Orang yang hidupnya di tengah-tengah manusia yang banyak berkubang dalam kemaksiatan dan kemungkaran tentulah akan terpengaruh. Sebab teman yang buruk akan berusaha menjauhkannya dari keistiqamahan dan menghalanginya dari mengingat Allah, sholat dan berakhlak mulia. Oleh karena itu di dpatkan dalam al-Qur’an perintah Allah kepada RasulNya untuk bergauk dengan orang-orang shalih, sebagaimana firman Allah, yang artinya:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeruh Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini, dan jangnlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya adala keadaannya melewati batas.”(QS. Al-Kahfi:28)

4.    Terbiasa dengan kemaksiatan dan kemungkaran. Dosa merupakan penghalang seseorang untuk sampai kepada Allah. Ia merupakan pembegal perjalanan dan mengembalikan ke perjalanan yang lurus. Kemaksiatan meskipun kecil, tekadang memicu terjadinya bentuk kemaksiatan lain yang lebih besar dari yang pertama. Maka melemahlah kebesaran dan keagungan Allah di dalam kalbu dan melemah pula jalannya kalbu menuju Allah dan kampung akhirat sehingga menjadi terhalang dan terhenti tak mempu lagi begerak. Lihatlah keterangan Rasulullah dalam sabdanya: 
“Seorang hamba apabila berbuat dosa karna kalbunya ditutupi diwarnai titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kalbunya. Inilah Raan yang Allah jelaskan dalam firmanNya, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’ (QS. Al-Muthafifin:14)

5.    Berpaling dari mengingat Allah, Kematian, Sakarat, Kubur, dan Kaedah-syaratnya. Sehingga seluruh perkara akhirat baik berupa adzab, nikmat, timbangan amal, mahsyar, shirath, surga dan neraka, semua telah hilang ingatan dan kalbunya demikianlah akibat lalainya manusia dari mengingat Allah karena kesibukkan yang menenggelamkan mereka dalam urusan dan nikmat dunia yang fana ini. 

Memang tidak dipungkiri membicarakan permasalahan dan urusan dunia adalah perkara mubah, namun tenggelam dan menghabiskan waktunya. Hanya untuk urusan tersebut menjadi kalbu keras karena hilangnya kalbu dari berdzikir kepada Allah. Oleh karena itulah hati ini telah mati sebelum kematian tubuh. Rasulullah pernah bersabda:


“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir seperti perumpamaan orang hidup dan mayat (yang mati)”(Muttafaqun ‘alaihi)
Demikian beberapa penyebab kerasnya hati. Agar kita semua dapat menghindarinya.


Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc
(majalah elfata edisi 01 volume 01)

Sabtu, 11 Desember 2010

Ya Rabb, Ampunilah Aku dengan Luasnya Rahmat-Mu

Abu al’atahiyah berkata:

Ya Tuhanku, jangnlah engkau menyiksa diriku
Sebab aku tlah mengakui segala dosa yang diperbuat olehku
Tiada usaha yang aku punya selain harapanku dan ampunan-Mu
Jika Engkau mengampuniku, serta prasangka baik dariku
Betapa banyak kuperbuat kesalahan dan dosa-dosa
Namun Engkau Maha Pemilik keutamaan dan karuniaBila ku tenggelam memikirkan penyesalanku
Ku kan gigit jari dan dapat putus asa dari rahmat-Mu
Mereka mengira aku insan yang baik hati namun sesungguhnya
Aku manusia terburuk, andai saja Engkau tak memaafkannya
Aku bisa gila dengan indahnya dunia yang penuh perhiasan
Aku habiskan umur panjangku hanya dengan berangan-angan
Andai saja diri ini benar-benar zuhud di dunia
Niscaya aku akan jauh berubah dari keadaan sebelumnya


[Al-Adab al-‘Arabi wa Tarikhuhu, cetakan Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud 
al-islamiyyah, hlm 21]

Kamis, 09 Desember 2010

Cinta Surat Al-Ikhlas

Ada seorang sahabat dari Anshar yang mengimami kaumnya di masjid Quba, setiap kali sesudah membaca surat al-fatihah ia membaca surat “Qulhuwallahu ahad” (al-ikhlas) setelah itu baru  ia membaca surat lainnya. Ia melakukan hal ini di setiap rakaat. 

Lalu para sahabat bertanya kepadanya: “Engkau selalu membaca surat al-ikhlas, apakah engkau menganggap tidak mencukupi membaca surat itu saja. Hingga engkau membaca surat lainya”.
Lalu ia berkata: “aku tidak akan meninggalkan membaca surat al-ikhlas, jika kalian suka saya mengimami kalian dengan apa yang saya lakukan ini, dan jika kalian tidak suka saya tidak akan mengimami kalian.”

Padahal mereka menganggap ia orang yang paling utama dalam mengimami mereka, dan mereka tidak suka orang lain menggantikannya untuk mengimami mereka. Tatkala Raulullah Shalallhu ‘alaihi wasalam. Berkunjung kepada mereka, kejadian ini mereka sampaikan kepada beliau. 

Lalu Rasulullah bertanya: “Wahai fulan! Apa yang membuatmu tidak mengerjakan apa yang di perintahkan teman-temanmu? Apa yang membuatmu senantiasa membaca surat al-ikhlas di setiap rakaat?”
Lalu ia menjawab: “Aku mencintainya.”                        
Lalu Rasulullah bersabda: “Kecintaanmu kepadanya membuatmu memasukkanmu ke surga.”


(HR.Bukhari dan Tirmidzi)

Senin, 06 Desember 2010

Jalani Hidup dengan Cinta

Kejenuhan pada diri saya tidak hilang-hilang. Dan aku putuskan untuk pergi ke Toko Buku Halim Jaya. Disana saya sudah akrab dengan salah satu penjaganya. Namanya Mbak Ulfah. Mbak Ulfah, beliau sudah aku anggap seperti mbak saya sendiri. 

Kita berdua sering sekali sharing masalah ilmu, keluarga dan banyak lainnya…hehe
Ya disini awalnya mbaknya bercerita mengenai masalahnya, tetapi masalahnya Rahasia :p
Lah lalu tiba-tiba aku mengungkapkan unek-unekku dan aku larut akhirnya aku menangis di pundak beliau. Beliau menasehatiku dengan tutur kata yang sangat lembut dan sopan. Enak kalo aku dengar.

Aku cerita banyak tentang dakwah di sekolah dan teman-temanku yang seperjuangngan denganku. Sampai akhirnya aku bercerita tentang hal ketertarikan dengan lawan jenis. Mbak Ulfah tetap menjawab dengan santai amat nyantai. Malah mbaknya bilang aku lucu…hehe. Mbaknya bilang kata-kata yang masih aku ingat:

“ya memang kalo masalh itu agak sulit. Setidaknya kamu harus menundukkan pandangan kalo berjumpa dengan orangnya. Tapi tetap biasa aja. Harapannya kalo benar kita mencintai sesorang karena Allah ya disyukuri saja.  Jalani hidup dengan cinta.”

Ya dari hasil sharingku dengan mbaknya tadi. Membuat fikiranku agak lega. Karena saya rasa mbaknya lebih berpengalaman. Dan sifatnya yang ke ibuan yang membuat aku nyaman dekanya. Hehe. Dari beliau juga sekarang aku merenung agar menjalani hidup ini dengan cinta.

cinta kepada Allah
cinta kepada Rasulullah
cinta kepada Makhluk.

Cinta Allah 

Cinta Allah kepada makhluk dan cinta makhluk kepada Allah adalah cinta yang paling tunggi. Cinta kepada Allah merupakan karakter dari seorang mu'min. Allah berfirman: 

"Dan diantara manusia ada yang menyembah-nyembah Tuhan selain Allah. mereka mencinntainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah."(Surah Al-Baqarah:165)

Cinta Rasulullah
  
Rasulullah adalah orang yang paling cinta kepada umatnya. Maka dari itu Rasulullah harus menjadi manusia yang paling dicintai. kedudukan Rasulullah dicintai berada di bawah Allah. Rasulullah berkata kepada Umar bin Al-Khaththab:

"Demi yang diriku yang berada ditanganNya. Belum sempurna iman anda sampai aku menajdi orang yang lebih anda cintai dari pada dirimu sendiri." (HR Al-Bukhari no: 6257)

Cinta Makhluk

Cinta kepada makhluk sudah naluri setiap insan. Allah tidak melarang cinta kepada makhluk. Tetapi haruslah tetap atas dasar Allah dan tidak boleh melanggar syariat. Rasulullah bersabda:

"Cintailah orang yang ingin anda cintai sekedarnya saja, sebab suatu hari bisa jadi membenci anda. Dan bencilah seseorang sekedarnya saja, sebab bisa jadi dia menjadi orang yang anda cintai suatu hari."(dishahihkan Al-Muhaddits Al-Albani dishahi Al-Jami' no 178)

Intinya semoga hidup yang kita jalani ini selalu berjalan dengan adanya Cinta :)

Jumat, 03 Desember 2010

Do'a Membalas Cinta

Mengungkapkan cinta kepada sesama muslim adalah hal yang disyariatkan.Apalagi mengungkapkan cintanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala hal itu akan lebih mempererat ukhwah atau tali persaudaran di jalan Allah. Tetapi alangkah baiknya ungkapan ini diucapkan ke sesama jenis bukan ke lawan jenis untuk tidak menimbulkan fitnah.

Apabila kau ucapkan,

"Uhibbuka fillah." (aku mencintaimu karena Allah)

Niscaya persaudaraanmu dengan saudaramu sesama muslim akan lebih kukuh.Bagi kamu yang mendapat ungkapan tersebut, maka ucapkan,

"Ahabbakalladzii ahbabtaniilah." (Semoga Allah mencintaimu yang cinta kepadaku karena-Nya)*

*(Riwayat Abu Dawud 4/333. Al-Albani menyatakan hadits tersebut hasan dalam hadits Shahih Abi Dawud 3/965)

Senyuman aneh

Hari ini setelah UAS hari pertama selesai. Kulangkahkan kakiku menuju kantin sekolahku bersama sahabatku, Az Zahroh. Ku menuju ke salah satu kantin yaitu kantin biru. Disana aku hanya membeli XON-C, tablet vitamin C. karena memang aku lagi sakit sariawan. Lah sahabat saya ini makan, kutemani saja dirinya. Kita berdua duduk di kursi depan lab kimia. Tiba-tiba aku merasa ada yang lupa aku bawah. “Ow ya kotak makanku di jok sepedaku.” Kemudian aku bergegas untuk mengambilnya di  sepeda motorku.

Lah, cap cus saja aku menuju ke parkiran. Tapi sebelumnya aku melewati lapangan utara. Disana aku melihat sekerumunan anak kelas XI. Dan tiba-tiba ada seorang Mas yang berada di kerumunan itu tersenyum  ke arahku. Aku memang mengenal Mas itu karena dia memang  pernah mengantarku pulang ke rumahku. Dan sudah lama sekali beliau tidak menyapa aku. Jadi aku agak bingung. Ketika dia menyapa seperti itu. Karena memang jarang sekali seorang Mas kelas XI tersenyum padaku. 

Sambil kebingungan kubalas senyumannya, tetapi tetap dengan ekspresi biasa. Lalu langsung saja aku menuju keparkiran. Tiba-tiba ketika berjalan aku tersenyum kecil sendirian..hehe

SMS

Kemarin 02 November 2010, ketika aku bangun dari tidurku. Tepat pukul 03.22, aku lihat hapeku dan ada tulisan “ 1 PESAN DITERIMA” lalu aku buka aja smsnya. Eeee…ternyata dari Mas Affan (seorang alumni smala) yang isi smsnya..


Rasulullah bersabda: “Laki-laki sempurna itu banyak dan wanita sempurna itu hanya 4: Aisyah binti Muzamin, Maryam binti Imron, Khadijah binti  Kuwalid, Fatimah binti Rasulullah” penyair mengatakan “Maka berserupalah kalian kepada mereka meski belum dapat menyamainya. Karena menyupai dengan mereka adalah suatu kemenangan”
Kemudian aku renungkan isi dari sms.


”Subhanallah sekali mereka… mungkin diriku tidak ada apa-apanya . Aku hanya wanita biasa yang masih bodoh dan masih sangat awam. Untuk menyamai mereka saja, mungkin aku tak mampu.”
 
 Tapi tiba-tiba satu tetes air mata jatuh membasahi pipiku. Ku usap air mataku dengan tangan kananku. Lalu aku berdiri sambil menghirup nafas dalam-dalam, lalu ku lepaskan perlahan dan ku ucap 


“Bismillahirrahmaanirrahiim”

Senin, 29 November 2010

Untukmu Sahabatku :)

Ada kalanya Aku dan Kau merasa jauh
Jauh sekali karna dipisahkan jarak dan waktu
bahkan ketika hati terusik tuk ketemu
seolah mendekap rindu dalam bayang semu
dan
Adakalanya Aku dan Kau merasa dekat
Dekat sekali…bahkan lebih dekat dari apa yang kita rasakan
Apa yang kita harapkan
dalam setiap bentang sepanjang kenangan
saat ini,
saat itu,
dan saat yang akan datang

Wahai sahabat
Memang Aku belum mengenalmu secara mendalam
Bahkan kornea mataku yang katanya tembus pandang
Tak bisa melihat dinding-dinding tebal yang tegak menghadang
Bahkan ketika Kau dan Aku jadi penasaran
Timbul gelora membara di gelanggang “Sejuta Pertanyaan”
Apakah ini suatu kesungguhan ataukah sekedar lelucon picisan?
Atau sekedar permainan tipuan yang penuh ketidak manfaatan?
Karna sudah tak percaya dengan namanya persahabatan
Apalagi hanya kenal beberapa saat
Tapi sahabatku percayalah,
Bahwa di tengah ketidakmungkinan masih ada celah berkas sinar harapan
Dibalik sejuta keniscayaan, masih ada uluran tangan kesungguhan
Dibalik semua kemustahilan, masih ada niat ketulusan
Atau mungkinkah ini sebagai budaya metropolitan

Aku sangat maklum dan mafhum akan hal ini
Karna memang seolah hal mustahil di abad terkini
Dimana egoisme dan saling ketidakpercayaan tlah menjadi ciri
Bahkan menjelma menjadi simbol jatidiri

Tetapi sahabatku Meski Kau jauh ntah dimana
Meski Kau tak tampak seperti siapa
Juga ketika Kau bertanya tentang Aku Disanalah sebenarnya Kau dan Aku menjadi satu
Satu dalam ikatan bathin yang tak kan pernah pudar
walau ombak samudera menggelegar bahkan langit kelam dihujani beribu halilintar
Aku tak kan goyah dan tak kan gentar

Karna ku yakin bahwa Kau adalah sahabat baikku
Bahkan sahabat terbaikku
bahkan mungkin lebih dari itu, jika ada kosa kata lain yang utuh

Wahai sahabat
coba kau rasakan
ketika kau bangun membuka mata
di sudut pelupukmu ku hadir tuk menjelma ketika kau sedang pergi
di sini lah ku slalu menanti
Bahkan ketika kau sedang belajar atau bekerja
Disinilah ku slalu mendukung dengan do’a Bahkan ketika kau larut dengan kerjaan
Disinilah aku selalu menebar benih harapan
Agar kau bertemu dengan bingkai keberhasilan
Semua karena “aku Sayang Padamu”

Disinilah, di lubuk hati ini
Ada asa yang menghujam begitu dalam
Di langit jingga itulah kutebar sayang sepanjang kenangan
bahkan di seluruh waktu
untukmu
untukku
dan untuk semuanya
Mari kita tebar kasih di seluruh jagat raya
Agar anak cucu kita bisa menuai kasih sepanjang masa
Inilah yang bisa kulakukan

Minggu, 28 November 2010

Asma' Binti Abu Bakar



Wanita ini adalah saudara Aisyah istri Rasulullah. Ayahnya adalah Abu Bakar Ash Shidiq. Usianya terpaut 17 tahun dari adiknya Aisyah. Asma’ binti Abu Bakar masuk islam setelah 17 sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam terlebih dahulu memeluk agama yang mulia ini. Ibu kandungnya Qatilah binti Abdul Uzza al amiriyah telah bercerai dengan ayahnya di masa jahiliyah. Suatu saat ibunya mengunjunginya karena rindu, namun ia tak mau menjumpainya karena waktu itu ibunya masih musyrik. Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam langsung menjawab, “Ya, temuilah ibumu.” Saat Rasulullah dan ayahnya Abu Bakar bersembunyi di gua. Asma’ lah yang mengirim makanan serta minuman kepada mereka. Asma’ merobek kain selendangnya menjadi dua untuk memperingan beban berupa makanan dan minuman yang dibawahnya untuk ayahnya dan Rasulullah. Karena melihat hal itu, Nabi lantas memberinya gelar pemilik ikat dua pinggang.
Asma’ juga seorang putri yang pandai menghibur dan menenangkan hati orang lain. Saat ayahnya Abu Bakar hijrah bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, beliau membawa hartanya sebanyak 5000 atau 6000 dirham. Abu Quhafa kakek Asma’ seorang tuna netra merasa khawatir dengan Asma’ yang tinggal ayahnya untuk hijrah tanpa meninggalkan sedikitpun harta untuk putrinya. Melihat kegalauan kakeknya dengan tenang Asma’ berkata “Sesungguhnya semuanya tidaklah demikian. Ayah pergi meninggalkan kebaikan yang baik untuk kita semua.” Asma’ kemudian mengambil kerikil dan membungkusnya dengan kain dan ia letakkan di lubang rumahnya. Kemudian ia gandeng kakeknya dan ia sentuhkan pada kerikil yang telah dibungkus kain tadi seraya berkata, “Ini adalah harta ayah yang telah ditinggalkan untuk kita semua.”
Kakeknya pun kontan berucap dengan hati yang senang,” Oh, kalau demikian adanya alangkah bijaknya.” Dengan kecerdasan akalnya, Asma’ berhasil menenangkan keresahan kakeknya. Tidak hanya itu Asma’ juga amat tegar menghadapi segala ancaman yang menerpanya, di saat usianya masih amat belia.Suatu ketika, musuh Allah Abu Jahal datang kepadanya dan memaksa dirinya untuk mengatakan tempat persembunyian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan ayahnya. Ia tahu kesalahan kata sedikit saja yang ia ucapakan akibatnya adalah bahaya besar. Karenanya dengan rasa tanggung jawab penuh ia tidak berkata apapun kecuali, “Aku tidak tahu.”
Melihat hal itu, Abu Jahal naik pitam, hingga tanpa rasa kasihan sedikitpun ia segera melayangkan tanganya ke wajah Asma’ sekeras-kerasnya, hingga membuat anting-anting yang dikenakan Asma’ terlepas. Kemudian Abu Jahal pergi dengan memendam rasa marah yang membara.
Tidk lama berselang, Asma’ yang kala itu mengandung anak pertama dari pernikahannya dengan Zubairikut rombongan untuk berhijrah. Dan putranya adalah Abdullah bin Zubair lahir di sana. Abdullah adalah bayi kelahiran pertama dalam Islam.
Saat menikah dengan Zubair, suami Asma’ ini masih dalam keadaan sangat papa. Namun Asma’ sabar mengarungi hidup bersamanya. Harta satu-satunya dimiliki suaminya adalah kuda perang. Dan Asma’ lah yang merawat serta menberi makan setiap harinya. Ia juga mencari dan mengunmpulkan biji kurma dari pekarangan Zubair kemudian ditumbuk untuk memandikan kuda suaminya. Padahal jarak yang ia tempuh sangatlah jauh. Melihat beban hidup putrinya sangat berat, di kemudian hari ayahnya Abu Bakar memberinya seorang pembantu serta menanggungkan seluruh kuda suaminya.
Setelah ia sekian lama dengan suaminya Zubair mengalami cobaan kemiskinan, akhirnya Allah Subhanahu Wa  Ta’ala memberikan curahan nikmat yang amat melimpah kepada keduanya. Namun curahan nikmat itu tidak membuat keduanya menjadi sombong dan lupa diri. Bahkan kenikmatan itu dijadiknnya kesempatan untuk berderma kepada orang lain tanpa ada kamus menyimpan untuk hari esok. Saat beliau sakit dan diberikn kesehatan kembali, ia lantas membebaskan seluruh hamba sahayanya seraya berkata kepada putra-puutrinya dan sanak keluarganya, “Berinfaklah kalian, bersedekahlah dan janganlah kalian menangguhkan cadangan.”
Kesabaran Asma’ teruji ketika anaknya Abdullah mendapat musibah. Hajaj telah mengpung kota Makkah bersama pasukannya. Saat itu Asma’ sudah sangat tua , buta penglihattannya karena umurnya sudah mendekati usia 100 tahun.
“Wahai Ibu, kini aku telah terkepung. Padahal kini ank buahku tinggal segelintir saja yang tak mungkin bertahan lebih dari satu jam. Musuh kini menawari dengan isi dunia. Kini apa pendapat ibu?”
Ini ujian tersulit untuk seorang Ibu. Namun kebnenaran tetap mendominasi relung hatinya. Dengan tenang ia menjawab, “ Demi Allah, Engkau lebih tahu jawabannya wahai anakku. Karena itu majulah pantang mundur. Temanmu telah banyak yang gugur di jalan ini. Dan janganlah dirimu rela dipermainkan oleh anak-anak Bani Umayyah. Maka jika engkau menuruti mereka maka engkau adalah seburuk-buruknya manusia. Engkau binasakan dirimu dan engkau juga membinasakanyang turut serta membelamu.”
Saat dalam keraguan Asma’ kembali mendorong semangatnya tanpa jemu, “ Wahai anakku, kambing itu sesungguhnya tidak akan merasakan kesakitan lagi setelah disembelih. Tetaplah dalam kebenaran dan minta tolonglah kepada Allah.”  Kemudian Asma’ mendekati putranya. Merangkul dan menciumnya dengan sepenuh hati sambil mengucapkan selamat tinggal. Ia sentuhkan jari tengahnya di perisai Abdullah seraya berkata,”Ini wahai Abdullah, yang membuat perisai ini menginginkan benda ini dipakai untuk memenuhi keinginanmu.”
Atas semangat yang diberikan sang ibu. Abdullah lantas turun ke kancah pertempuran melawan Hajaj dan pasukkannya tewas terbunuh. Hajaj manusia bengis itu memerintahkan pasukkannya untuk menyalib jasad Abdullah, setelah itu ia menemui Asma’ seraya berkata “Wahai Ibu, Amirul Mukminin sesungguhnya telah memerintahkan aku ibu dan menanyakan keperluanmu.” Dengan berani Asma’ menjawab, ” Aku bukan ibumu. Tapi aku adalah ibu dari orang yang engkau salib di ujung pohon. Saya hanya akan menegurmu, bahwa Rasulullah Shalallahu ’alaihi wassalam dulu pernah bersabda, Akan muncul Tsaqif seorang pembohong dan seorang pembuat kerusakan. Adapun seorang pembohong aku telah mengenalnya (yang dimaksud beliau Muktamar bin Ubaid At Tsaqifi) adapaun pembuat kerusakkan adalah engkau.”
Beberapa malam setelah kejadian itu, Asma’ meninggal dunia dalam usia 100 tahun. Sedang peristiwa pembunuhan sadis yang menimpa anaknya Abdullah terjadi pada 17 Jumadil Ula 73 Hijriyah.

sebuah jalan

Kutelusuri sebuah jalan.
Menapaki jalan itu langkah demi langkah
Mencari tau kebenaran yang ada
Kebenaran tentang sebuah kenyataan

Kenyataan yang begitu indah..
Sungguh amat sangat indah..
Semakin aku masuk ke dalam,
Semakin sulit aku keluar dari jalan itu,

Terpaksa aku menikmatinya,
Amat sangat nikmat...
Jalan yang kutelusuri…
Tak terasa sesaat kemudian..
Kenikmatan itu, mencorehkan sakit di dada…
Sial!!! ucapku…
Ini cuma nikmat dunia…
Nikmat dunia yang hanya fana..
Yang hanya membuat diriku larut..
Yang hanya membuat diriku sengsara kelak..
Kelak di akhirat….
Akhirat itulah nikmat yang kekal..
Itulah jalan terakhirku…
Jalanku untuk menemui Rabbku..

Tapi apakah cukup dengan amalanku..
Amalanku yang masih sebutir pasir..
Yang masih belum ada apa-apanya..
Dibanding nikmat dunia yang aku dapat
Berapa waktu yang aku luangkan untukMu ya Rabbku..

Aku terlalu sering lupa dengan tujuan hidupku..
Lupa untuk beribadah kepadaMu
Aku terlalu sibuk dengan nikmat duniawi…
Satu detik pun tak kusempatkan untuk menyembahMu, ya Rabbku
Aku terlalu sombong..
Aku bagaikan Qorun..
Lupa akan Ilmu-Mu
Lupa akan kebesaranMu..
Lupa dengan nikmatMu..
Sekarang sesal yang kudapat…
Ya Allah, akankah kau terima tobat di hari tuaku ini..
Detik-detik terakhir sebelum ku menghadapMu…

Kamis, 18 November 2010

untukmu Saudariku :)

Saudariku…
Kembalilah dalam ketaatan sebelum terlambat…
Kematian bisa datang kapan aja…
Bukankah kita semua ingin meninggal dalam ketaatan?
Bukankah kita ingin meninggal tidak dalam hal bermaksiat?
Bukankah kita juga mengetahui bahwa Allah mengharamkan bau surga untuk wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang ?
Tidakkah kita rindu dengan surga?
Bagaimana bisa masuk surga saudariku..
Jika menciumnya saja kita tidak bisa..

Saudariku…
Apa yang menghalangi kita dari syari’at ini?
Kesenangan apa yang kita dapat apabula kita keluar dari syari’at ini ?
Cuma kesenangan dunia saja yang kita dapat, saudariku..
Lalu apa arti kesenangan itu… jika tebusannya diharamkan untuk mencium bau suga?
Apa yang kita cari di dunia yang fana ini?
Apalah artinya jika dibanding akhirat yang kekal , saudariku?
Mana yang kita cari?

Saudariku..
Memang menjalankan syari’at itu berat
Apa lagi setan tidak akan membiarkan kita begitu saja menjalankan ketaatan…
Mungkin setan akan membisikkan pada kita  “Dengan memakai jilbab engkau tidak akan terlihat cantik”
Sebentar!
Apa definisi cantik itu?
Apakah dengan memikat para lelaki yang bukan mahram agar terkagum pada kita..
Bukan saudariku…
Sungguh, kecantikan iman mengalahkan kecantikan fisik
Apabila fisik itu memang mengalahkan segalanya..
Tentu Rasulullah akan memilih wanita yang muda belia bukan janda
Faktanya semua istri-istri nabi adalah janda, kecuali Aisyah…
Atau mungkin setan membisikkan “Dengan memakai jilbab akan terasa panas.”

Saudariku..
Panasnya dunia tidak sebanding dengan panasnya akhirat..
Maka dari itu bersabar dengan hal itu di dunia lebih muda dari pada akhirat…
Tidakkah kita takut dengan panasnya neraka yang dapat menghantar kulit kita?
Ketahuilah saudariku..
Ketaatan kepada Allah akan mendatangkan kesejukan..
Ketika hati merasa sejuk apalh arti tetesan keringat dari dahi..
Tidak akan merasa kepanasan saudariku..
Jika apa yang di rasakan oleh hati mengalahkan apa yang di alami badan..

Saudariku…
Semoga Allah memudahkan kita untuk meninggalkan apa saja yang Allah larang meski nafsu kita menyukainya.
Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Semoga Allah memudahkan kita untuk bersegera dalam ketaatan,
Meneladani para shohabiyah ketika syariat ini turun, mereka tidak berfikir panjang untuk segera menutup tubuh mereka dengan kain yang ada.

Saudariku,
Jadi bukan soal penampilan
Bahkan memamerkan dengan menerjang aturan Rabb yang telah menciptakan kita.
Tetapi…
Mari kita sibukkan diri berhias dengan kecantikan iman.
Berhias dengan ilmu dan amal sholeh,
Berhias dengan akhlak yang mulia.
Hiasi diri kita dengan rasa malu!
Tutupi aurat kita
Jagalah sebagaimana kita menjaga barang berharga yang sangat kita sayangi.
Simpanlah kecantikannya
Simpan supaya tidak sembarang orang bisa menikmatinya
Simpan untuk seorang yang special nantinya
Niscaya ini akan menjadi kado yang sangat istimewa untuknya 

Saudariku,
Peringatan itu hanya bermanfaat bagi orang yang mau mengikuti peringatan dan takut pada Allah.

Islam Masa Depan

Mau tak mau, mata ini harus tertumbuk pada orang-orang yang duduk melingkar di trotoar. Tampaknya mereka adalah pengemudi becak, karena di pinggir jalan beraspal terlihat beberapa becak diparkir tak rapi.  Tentu saja mereka tak sedang mengadakan halaqah pengajian. Karena hanya sedikit masyarakat yang doyan ngaji.  Tak salah mereka sedang berjudi. 

Tontonan tak berhenti, begitu halaqah judi terlewati , masih ada yang lain lagi. Poster bioskop yang seronok terlihat pula bertengger dipajang di atas gedung. Bila malam sedikit, semakin banyak maksiat yang digelar . muda-mudi yang pacaran dengan mudah ditemukan di tempat-tempat remang. Belum lagi ditambah wanita tuna susila yang hampir di setiap kota punya tempat operasi. Dan seterusnya maksiat memang lagi naik daun.
Mengelus dada sudah sering dilakukan, walau tentu tak akan punya banyak manfaat bila tidak diikuti dengan tindakan nyata. Ya kalo bukan kita siapa lagi??  WAHAI ANAK MUDA. Mengubah hal itu memang tidak mudah. Dengan cara kekerasanpun , tampaknya bukan pilihan yang tepat. Mendahulukan emosi, juga bukan jalan keluar. Karena kita memang bukan pemerintah yang memiliki kekuasaan untuk mengubah kemungkaran tadi dengan tangan.
Yang membuat diri ini gundah dan khawatir, jangan-jangan dengan kita mendominasi kemungkaran tadi membuat hati ini lemah kawan.. atau kita turut terjun ke dalamnya. Ya Rabb, semoga hal itu tidak pernah terjadi dalam diri kita.
Kebenaran memang lebih sering menjadi kelompok minoritas. Karena minoritas, kelompok ini menjadi begitu asing di tengah-tengah manusia. Seperti sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, bahwa islam datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing. Meski begitu, ada sepercik harapan yang membuat hati ini lebih kuat ditengah badai fitna, benturan maksiat dan godaan iman. Diantarnya berita kenabian yang pasti benar dan pasti akan terjadi. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada para shabatnya, ketika mereka dianiaya, diazab dan merasakan kesempitan dalam beragama.

“Dan pasti, Allah akan menyempurnakan perkara ini, sehingga seorang pengendara berpergian dari Shan’a dingga Hadramaut, dia tidak merasa takut melainkan hanya kepada Allah, demikian pula takut dengan serigala yang memangsa dombanya” (HR.Al Bukhari)

Bila masa depan memang milik Islam, kenapa kita mesti mundur dalam mempertahankan agama ini karena memang agama Islam adalah agama yang diridhai Allah untuk semua manusia serta, agama Islam adalah agama yang mengesakan Allah serta meninggalkan apa yang menyelisihi perintahNya.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan.” (Q.S An-Nisa : 125)


Maka dari itu kita sebagai anak muda harus memiliki Aqidah yang haq sebagai landasan kita untuk ke depannya. Serta tak usah berkecil hati dengan maraknya kebatilan. Jangan lupa kawan tetaplah gunakan prinsip “amar ma’ruf nahi munkar”

awalan - _-

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh ^_^

Alhamdulillah saya bikin blog lagi. Ini blog saya yang kedua loe.  setelah lama gak ngeblog sampek-sampek lupa sama blog yang pertama..hehe

Insya Allah di blog saya yang kedua ini akan saya isi dengan berbagai pengalaman saya, serta beberapa ilmu saya .. sekalian juga biar saya gak lupa dan bermanfaat buat yang baca blog ini..hehe

Semoga saja blog ini bisa bertahan..aamiin

Hidup di dunia kan gak sendirian, butuh bantuan orang lain pula, manusia ditakdirkan juga saling menolong… Jadi sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain..

Jadi harapan saya blog ini memeng bermanfaat buat diri saya sekalian yang lainnya… ?