Jumat, 27 Februari 2015

Perlahan tapi Pasti

Coba amati apa yang ada di isi hapemu saat ini. Semua chatnya, semua smsnya. Coba kalian amati. Semua telah berubah bukan?

Orang-orang yang kini mulai sering ngechat kamu, sms kamu, telepon kamu mulai berubah. Iya.. yang mungkin setahun lalu masih duduk di bangku SMA dan sekarang sudah kuliah. Hmm.. ada yang aneh memang

Yang dulu pergi ada, ada juga yang datang saat ini. Menyenangkan memang, ada yang pergi dan datang lalu beradaptasi lagi. Lalu berjuang lagi, tapi berjuang dengan orang yang berbeda.

Canggung?

Agak sih (bagiku)

Iya mungkin karena aku termasuk orang yang susah beradaptasi kali yah.. tapi entah lama kelamaan ada yang nyaman juga sih. Perlahan tapi pasti. Kita mulai menyenangi dengan hal-hal baru ini. Kadang juga membuat kita lupa dengan hal dulu.

Aku bersyukur aja. Alhamdulillah Allah selalu memberikan orang-orang baru yang pastinya lebih baik lah. Dan pastinya setiap orang yang ada disekitar kita. Benar-benar membawa perubahan bagi hidup kita. Memberikan warna-warni yang memang tak bisa dibeli.

Terimakasih buat semuanya sih pastinya. Yang sudah mengisi duniaku. Datang dan pergi silih berganti. Tapi kalian semua memiliki arti :))

Jumat, 20 Februari 2015

Melangkah ke Arah Lain

Biasanya aku melangkah ke arah yang sama. Tak pernah terlepas dari yang namanya agama, mengikuti berbagi acara tentang keagamaan. Sebut saja SKI semasa SMA. Semenjak kuliah aku tak menemukan kenyamanan di tempat seperti itu lagi. Maka jadilah semester 1-3 ku bener-bener kluntang kluntung. Tapi gak sepayah itu juga. Waktu semester 1 memang vakum, yah soalnya masih sakit.
 
waktu semester 2 mencoba untuk ITS EXPO dan INTERVAL yang alhamdulillah aku disana menemukan keluarga. Yah aku tahu kedua tempat itu berbeda dari yang sebelumnya. Tak ada unsur agama sama sekali. Justrul bisa dih bilang bersenang-senang jikalau di tempat itu. Tapi aku senang anehnya. Padahal waktu ini harusnya aku menyibukkan ke suatu hal yang gagal.. tapi anehnya aku menerima saat ini.

Tapi pas semester 3 emang aku mendaftar ke JMMI, semacam SKI gitu tapi di its. tapi hasilnya, aku sering pergi entah kemana. dan gak tahu apa yang aku lakukan. Waktu itu aku juga mendaftar sebagai staff di himpunan, Yah aku sih sering hilang memang suka banget tiap sabtu-mingguku aku habiskan di rumah dengan tidur bareng keluarga. Memang hal itu nyman. Di himpunan pun aku biasa saja, proker yang aku kerjakan sangat muda. Cuma karena saya malas seringkali terbengkalai. hahaha.. *maafkan mas zak mbak riz, dan teman-teman kesma*. Sejujurnya semester 3 mencoba untuk mendaftar BEM ITS udah siap sih semua, udah kirim semua berkas sampek foto ke tempat yang bagus. Tapi karena entah kenapa hatiku gak kekeh. Aku gak mood dan waktu itu hujan screening pun aku tak datang. Tapi karena juga entah kenapa waktu itu aku menerima tawaran di tempat lain sebagai koor konsum suatu acara juga sih bisa dibilang. Oh yah waktu itu juga hampir saja aku mendaftar sebagai pemandu FTI tapi entah aku urungkan karena gak suka dengan pakaian pelatihannya. Apalagi jilbab putih kesayanganku dibawak Bi ke Jakarta. Maka aku urungkan. Biasa saja memang rasanya. aku tak sedih ataupun apa. Tapi aku menikmati. Sejujurnya ada amanah LDJ juga yang aku pegang. Tapi aku hanya perempuan seorang. Dengan jumlah wanita yang lebih banyak tapi ak perempuan sendiri, dan tiap rapat selalu berhijab sendiri.. dan apalagi kadepnya selalu aku "garai" karena memang aku ngelamak dengannya *maaf mas tab*

Semester 4 ini ingin kembali ke jalur yang sama yaitu agama lagi, haha,, sudah cukup bersenang-senang dengan dunia. Gak juga sih, masih ada ITS EXPO juga. Dan entah apa. atau aku gunakan untuk mencari tempat kuliah lagi. hahaha.. entah aku bingung. Faza sendiri bilang "udah bisa jadi dokter kok di tempat ini, dokter tekkim" hahaha. Bukan karena tak suka jurusannya sih, cuma sangat disayangkan kalau belum menyentuh itu lagi.. hehehe... sudah lah yuk.. haha.. 

semua pada akhirnya adalah apa yang kita inginkan saat ini. mungkin aku melangkah ke arah berbeda saat ini, tapi arah alirannya tetap ke arah jalan yang aku inginkan yaitu jalan yang haq InshaAllah.

Selasa, 10 Februari 2015

Dibalik Meninggalkan

Waktu itu aku merasa sendiri.. hmm.. bukan sendiri juga seh. Tapi gak sendirian soalnya. Tapi merasa semua orang sudah pergi. Entah banyak yang hilang dalam hidupku saat itu. Memang sih banyak sekali yang bertemu lalu pergi. Tapi memang itu hidup. Kita harus ngapain lagi? Ada yang datang dan ada juga yang meninggalkan..

Aku sempat cerita atau entah marah hampir ke semua orang yang meninggalkanku mulai dari shinta, bi, ovi, intan, rizta, faizal, bas, rahma, banyak entah berapa orang yang pergi meninggalkan

Aku tahu mereka pergi punya alasan juga sih. Iya aku tahu. Tapi siapa orang yang mau ditinggalkan di dunia ini, gak ada kan? Sampek akhirnya aku belajar. Iya belajar.. memaknai arti ditinggalkan. Iya arti ditinggalkan memang cuma sakit. Iya karena yang biasanya ada sekarang gak ada atau pergi di tempat yang agak jauh. Hmmm. Lalu aku menyimpulkan.. mereka pergi pun beralasan juga gak ada. Lalu aku nyimpulin aja sih

"Memaknai kehilangan bukan dari sisi yang ditinggalkan karena ditinggalkan itu sakit, melainkan dari sisi yang meninggalkan. Karena meninggalkan memiliki alasan"

Berlari Bukan Untuk Kembali

Malam di tengah kamar aku memikirkan sesuatu.  Sudah hampir 2 bulan ini tak aku pikirkan, mungkin karena aku sedang sibuk mencari hal lain. Aku sedikit bercerita tentang "kita" pada malam ini.  Entah "kita" yang mana. "Kita" yang hanya sebuah mimpi yang tak pernah jadi satu

Kita pernah saling mengejar satu sama lain tetapi kita tak pernah untuk berlari bersama. Sepanjang jalan kita hanya saling mengejar. Hingga suatu hari aku terjatuh. Tapi kau terus berlari. Saat terjatuh itu, aku pun yang mulai mengejarmu. Aku dalam posisi mengejar dan kamu selalu berlari tanpa berbalik arah lagi. Iya terus dan terus lari. Ketika aku mengejar aku terjatuh berkali-kali. Diawal aku terjatuh mungkin kamu selalu berbalik badan dan menolongku. Itu terjadi setiap kali. Tapi lalu kamu tetap berlari dan aku terus mengejar. Suatu hari, ada jatuhan dimana kamu tak berbalik arah lagi. Iya kamu tak berbalik arah untuk menolong. Aku berusaha untuk mengejarmu dengan rasa sakit saat berlari itu. Terus mengejar dan mengejar. Aku mulai lelah saat mengejar, karena kamu tak berbalik arah sama sekali. Lalu aku diam, aku diam ditempat itu sudah cukup lama aku diam. Tanpa ada gerakan untuk berpindah tempat. Awalnya aku berharap kamu berbalik arah dan kembali. Tapi kamu terus berlari.

Kemudian aku tetap diam ditempat itu. Entah kemudian aku mencoba membuka mata. Ada banyak tangan yang ingin berlari denganku. Tapi aku mencoba untuk berdiri sendiri lagi. Tapi entah anehnya, aku tak mengejarmu lagi. Aku cuma ingin lari saat ini. Tanpa peduli di depan ada kamu atau tidak. Aku terus lari tanpa peduli kamu berbalik arah atau tidak. Aku pedulikan hanya aku terus berlari menjalani hidup ini tanpa peduli apa yang kamu lakukan saat ini.

Sesekali aku melihat ke arahmu. Tapi entah kenapa yang aku rasa hanya biasa. Tak ada yg bisa aku rasa. Kemudian aku memutuskan untuk berlari ke tujuanku. Entah dimana. Aku yakin dengan berlari aku sampai di tempat yg aku inginkan.

Untuk kamu, tetaplah berlari sesuai tujuanmu. Berlarilah.. semoga kita sampai tujuan masing-masing. Karena dunia "kita" terlalu beda untuk bersatu