Malam di tengah kamar aku memikirkan sesuatu. Sudah hampir 2 bulan ini tak aku pikirkan, mungkin karena aku sedang sibuk mencari hal lain. Aku sedikit bercerita tentang "kita" pada malam ini. Entah "kita" yang mana. "Kita" yang hanya sebuah mimpi yang tak pernah jadi satu
Kita pernah saling mengejar satu sama lain tetapi kita tak pernah untuk berlari bersama. Sepanjang jalan kita hanya saling mengejar. Hingga suatu hari aku terjatuh. Tapi kau terus berlari. Saat terjatuh itu, aku pun yang mulai mengejarmu. Aku dalam posisi mengejar dan kamu selalu berlari tanpa berbalik arah lagi. Iya terus dan terus lari. Ketika aku mengejar aku terjatuh berkali-kali. Diawal aku terjatuh mungkin kamu selalu berbalik badan dan menolongku. Itu terjadi setiap kali. Tapi lalu kamu tetap berlari dan aku terus mengejar. Suatu hari, ada jatuhan dimana kamu tak berbalik arah lagi. Iya kamu tak berbalik arah untuk menolong. Aku berusaha untuk mengejarmu dengan rasa sakit saat berlari itu. Terus mengejar dan mengejar. Aku mulai lelah saat mengejar, karena kamu tak berbalik arah sama sekali. Lalu aku diam, aku diam ditempat itu sudah cukup lama aku diam. Tanpa ada gerakan untuk berpindah tempat. Awalnya aku berharap kamu berbalik arah dan kembali. Tapi kamu terus berlari.
Kemudian aku tetap diam ditempat itu. Entah kemudian aku mencoba membuka mata. Ada banyak tangan yang ingin berlari denganku. Tapi aku mencoba untuk berdiri sendiri lagi. Tapi entah anehnya, aku tak mengejarmu lagi. Aku cuma ingin lari saat ini. Tanpa peduli di depan ada kamu atau tidak. Aku terus lari tanpa peduli kamu berbalik arah atau tidak. Aku pedulikan hanya aku terus berlari menjalani hidup ini tanpa peduli apa yang kamu lakukan saat ini.
Sesekali aku melihat ke arahmu. Tapi entah kenapa yang aku rasa hanya biasa. Tak ada yg bisa aku rasa. Kemudian aku memutuskan untuk berlari ke tujuanku. Entah dimana. Aku yakin dengan berlari aku sampai di tempat yg aku inginkan.
Untuk kamu, tetaplah berlari sesuai tujuanmu. Berlarilah.. semoga kita sampai tujuan masing-masing. Karena dunia "kita" terlalu beda untuk bersatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar