Senin, 26 Desember 2011

Second Day of Holiday

         Jalan-jalan ama mama naek motor berdua, aku yaang nyetir lho. unyu kan? keliling pasar buat nyari bordiran. trus mampir ke pabean akhirnya beli 6 buah jilbab paris deh. harganya murah banget masak 1 cuma 7500 --a kaget puol aku, tapi nerawang banget. haha.  Waktu di pabean lihat jilbab anak kecil ada sungunya lucu pol sajane tapi yang seukuran Rayya gak ada, eman banget. 
        Habis dari pabean aku ama mama mampir ke daerah belakang JMP buat beli nasi goreng sama mie goreng "MBAK SUTINI" (beliau temennya mama main dulu waktu kecil ). Rame banget orang-orang pada nunggu padahal barusan buka. Emang Laris Habis makanan disana. Pas waktu nunggu ada kejadian konyol. Ya... seperti biasa kegiatan yang selalu biasa aku lakukan *teeet* haha. Ya, aku masuk ke JMP cuma buat *teet* haha. ngakak seh sajane aku. Tapi Mama masih nunggu di warung. Waktu aku nyampek nasi goreng udah jadi, aku langsung makan deh. haha. Habis selesai tak lupa bawa 2 bungkus nasi goreng ama 2 bungkus mie goreng buat orang rumah. totalnya cuma 38 ribu lho. haha. murah kan? (promosi)
         Setelah itu ya kegiatan di rumah, setelah bersih-bersih rumah aku ama keluargaku berencana pergi lagi ke manukan. Ya seperti biasa acara tahunan yaitu natalan. Lah tetap seperti tahun-tahun sebelumnya makan-makan di rumah tante Ela ama Tante Nona. Enak banget deh makanannya, apa lagi keluarga pada ngumpul semua disana. haha. Jadi rame. Seneng deh rasanya. Ditambah lagi dapet angpao dari Tante Ela dan bingkisan jajan dari Tante Nona. Tambah Mantep.

Makasih buat semuanya. 
Mama, keluarga besarku, Tante Ela sekeluarga dan Tante Nona sekeluarga

Your Heart

ini gambar lagi-lagi tak ambil dari 9gag. Kasihan banget hatinyaa di bawah-bawah trus.

Your Heart

Sabtu, 24 Desember 2011

First Day Of Holiday

Hari ini ya saya sangat bahagia sekali. Karenaa saya dapat pergi ke suatu yang tempat dengan "calon keluarga saya".aamiin. Semoga saja kelak mereka bakal menjadi keluarga saya. Sesuaai dengan yang aku inginkan.

Thank You for this day, Hakisnoba's family and the other (mas rio ama om)

Kamis, 22 Desember 2011

See this image

What's Different?



Hukum Memperingati Hari Ibu


Hari Ibu adalah hari peringatan/ perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anaknya, maupun lingkungan sosialnya.

Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebas-tugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Sementara di Amerika, dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong dalam Hari Ibu atau Mother’s Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari Minggu di pekan ke dua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (dalam bahasa Inggris) diperingati setiap bulan 8 Maret.
Lalu Bagaimana Hukum Merayakan Hari Ibu itu dilihat dari kacamata Islam ???,
Berikut ini Fatwa dari Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin Rahimahullah :
Dengan semakin gencarnya iklan-iklan yang menyerukan peringatan hari ibu di negeri ini (Kuwait), maka sebagai realitas dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
الدين النصيحة, قلنا: لمن؟ قال: “لله, ولكتابه, ولرسوله, ولأئمة المسلمين, وعامتهم” (رواه مسلم).
“Agama adalah nasehat”. Kami bertanya:’Bagi siapa?’, Rasul bersabda:”Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan umumnya mereka” (HR. Muslim).
Berikut kami nukilkan fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin rahimahullah Ta’ala berkenaan dengan peringatan hari ibu.

Soal: Apa hukum memperingati hari ibu?
Jawab: Sesugguhnya setiap hari raya yang menyelisihi hari raya syar’I adalah bid’ah semuanya, tidak dikelnal dimasa salafus sholih. Bahkan bisa jadi, hari raya itu berasal dari non muslim yang di dalamnya terdapat kebid’ahan dan tasyabuh (menyerupai) musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hari raya syar’I yang dikenal umat Islam adalah; Idul Fithri, Adul Adhah dan Ied dalam sepekan yaitu hari Jum’at. Di dalam Islam tidak ada hari raya kecuali hanya tiga, semua perayaan yang ada selain yang tiga ini adalah tertolak dan bathil menurut syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
”Barangsiapa yang mengadakan perkara-perkara yang baru dalam urusanku ini (Islam) yang tidak bersumber darinya, maka amalan tersebut akan tertolak”.
Dalam riwayat lain berbunyi:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan dari urusanku (Islam), maka amalan tersebut tertolak”.
Bila hal itu dijelaskan, maka perayaan hari ibu tidak diperbolehkan. Tidak boleh mengadakan simbol-simbol perayaan seperti kegembiraan, kebahagiaan, penyerahan hadiah dan lain sebagainya. Seorang muslim wajib memuliakan agamanya dan bangga dengannya dan hendaknya membatasi diri dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dalam agama yang lurus yang telah diridloi Allah Ta’ala untuk hamba-Nya, tidak ditambah maupun dikurangi.
Seorang muslim seharusnya tidak ikut-ikutan, mengikuti setiap bunyi burung gagak. Tetapi haruslah membentuk kepribadiannya sesuai dengan ketentuan syari’at Allah Azza wa Jalla, sehingga menjadi ikutan, bukan sekedar menjadi pengikut, menjadi contoh bukan yang mencontoh. Karena syari’at Allah –alhamdulillah- adalah sempurna dilihat dari sisi manapun, sebagiaman firman Allah:

…الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (3) سورة المائدة
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridloi Islam itu menjadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah: 3).
Haknya seorang ibu lebih besar daripada sekedar disambut sehari dalam setahun. Bahkan seorang ibu mempunyai hak yang harus dilakukan oleh anak-anaknya, yaitu memelihara dan memperhatikannya serta menta’atinya dalam hal-hal yang tidak maksiat kepada Allah Azza wa Jalla disetiap waktu dan tempat.
Dinukil dari Majmu’ Fatawa, 2/300-301 soal no. 353.
======================================
س: عن حكم الاحتفال بما يسمى عيد الأم؟
ج: إن كل الأعياد التي تخالف الأعياد الشرعية كلها أعياد بدع حادثة لم تكن معروفة في عهد السلف الصالح وربما يكون منشؤها من غير المسلمين أيضا, فيكون فيها مع البدعة مشابهة أعداء الله – سبحانه و تعالى-, والأعياد الشرعية معروفة عند أهل الإسلام, وهي عيد الفطر, وعيد الأضحى, وعيد الأسبوع (يوم الجمعة) وليس في الإسلام أعياد سوى هذه الأعياد الثلاثة, وكل أعياد أحدث سوى ذلك فإنها مردودة على محدثيها وباطلة في شريعة الله – سبحانه و تعالى- لقول النبي صلى الله عليه و سلم :“من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه وهو رد” أي مردود عليه غير مقبول عند الله, وفي لفظ: “من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد”. وإذا تبين ذلك فإن لا يجوز في العيد الذي ذكر في السؤال والمسمى عيد الأم, لا يجوز فيه إحداث شيء من شعائر العيد؛ كإظهار الفرح والسرور, وتقديم الهدايا وما أشبه ذلك, والواجب على المسلم أن يعتز بدينه ويفتخر به وأن يقتصر على ما حده الله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم في هذا الدين القيم الذي ارتضاه الله تعالى لعباده فلا يزيد فيه ولا ينقص منه, والذي ينبغي للمسلم أيضا ألا يكون إمعة يتبع كل ناعق بل ينبغي أن يكون شخصيته بمقتضى شريعة الله تعالى حتى يكون متبوعا لا تابعا, وحتى يكون أسوة لا متأسيا, لأن شريعة الله –والحمد الله- كاملة من جميع الوجوه كما قال تعالى:” …الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (3) سورة المائدة. والأم أحق من أن يحتفي بها, وأن يقوموا بطاعتها في غير معصية الله عز و جل في كل زمان و مكان.
*) مجموع فتاوى, جـ : 2/300-301.

Sikap Muslim Terhadap Perayaan Hari Ibu

Oleh: Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin



Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah ditanya tentang hukum perayaan Hari Ibu. Beliau Menjawab:
Sesungguhnya setiap perayaan yang menyelisihi perayaan-perayaan yang disyari’atkan adalah perayaan bid’ah yang tidak dikenal pada masa Salafush Shalih dan terkadang berasal dari kalangan non Islam, sehingga disamping bid’ah terdapat penyerupaan dengan gaya hidup musuh-musuh Allah Subhanahu Wata’ala. Perayaan-perayaan yang disyari’atkan dan dikenal dalam Islam adalah Idul Fithri, Idul Adha, Idul Usbu’ (hari Jum’at) dan tidak dikenal dalam Islam selain ketiga perayaan tersebut.
Setiap pesta perayaan selain ketiga perayaan tersebut (Idul Fitri, Idul Adha, Hari Jum’at -red) maka sia-sia dan batal demi syari’at Allah, berdasarkan sabda Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam (yang artinya), “Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami, sesuatu yang bukan berasal darinya maka tertolak”. Yakni sia-sia dan tidak diterima disisi Allah Subhanahu Wata’ala, dan dalam lafadz yang lain, “Barangsiapa beramal tanpa ada tuntunan dari kami maka tertolak.”
Apabila telah jelas perkaranya maka tidak boleh mengadakan perayaan Hari Ibu seperti dalam pertanyaan di atas, tidak boleh pula menampakkan keceriaan dan kebahagiaan di hari tersebut layaknya perayaan sebuah hari raya seperti pemberian hadiah dan semisalnya. Wajib atas setiap muslim untuk merasa mulia dan bangga dengan agamanya dan mencukupkan diri di atas ketetapan Allah dan Rasul-Nya di dalam agama yang lurus yan telah diridhai Allah Subhanahu Wata’ala untuk hamba-hamba-Nya, maka tidak boleh seorang muslim menambah atau menguranginya.
Dan seyogyanya setiap muslim tidak menjadi pengekor kepada setiap propaganda namun semestinya dia menempa kepribadiannya dengan kandungan syari’at Allah Subhanahu Wata’ala sehingga menjadi contoh dan teladan bukan sebagai pengekor, karena syari’at Allah -wal hamdulillah- sempurna dari berbagai sisinya sebagaimana firman Allah subhanahu Wata’ala (yang artinya), “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian” (Al Maidah:3)
Seorang IBU tidak cukup diperlakukan dengan baik, penuh hormat dalam setahun sekali saja, akan tetapi justru anak-anaknya yang berkewajiban untuk menjaga, memberikan perhatian dan taat kepadanya pada selain maksiat kepada Allah di setiap waktu dan tempat. (Majmu’ Fatawa 2/301)

Selasa, 13 Desember 2011

Jumat, 09 Desember 2011

Jangan Takut

Langkah ini maju ke depan tanpa bimbang...
 Masih jauh untuk mencapai apa yang ku inginkan..
Di tengah jalan pun aku mulai ragu untuk maju meneruskan..
Aku takut melakukan ini itu...
Takut dengan akhir yang tak jelas...
Takut dengan hasil yang tak sesuai yang aku inginkan
Usaha pun apa daya, semakin membuat takut... 
Jauh dekat pun aku bingung...
Apa yang harus aku lakukan...
Aku tak mampu menerima akibat dari semua yang terjadi...
Seakan-akan aku tak bisa menerima takdir yang ada padaku kelak...
Tapi.....
Aku masih bisa menentukan nasibku...
Allah yang menentuka takdir tapi manusia sendiri yang menentukan nasibnya...

“Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al Hadid: 23)

"....boleh jadi kamu tidak mencintai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu tapi buruk bagimu..."(QS: Al-Baqarah:216)

Minggu, 04 Desember 2011

PION ke 1

Ini anggota dari 29 pion yang tlah aku ceritakan di post sebelumnya. aku mulai dari pion yang pertama ya

Adhika Putra Wicaksono

Dia adalah pion pertama di kelas kami. Rambut anak ini aneh puol. Kata anak-anak dia lagi terobsesi jadi boy band --a. Dhika emang pinter banget main anek alat-alat musik. Katanya dari SD kelas 5 dia belajar. Dia jugaanak band, aku lupa band apa. Kata anak-anak bagus. Cara ngomongnya Dhika bener-bener menggema aneh, kayak sinchan yang lagi ngomong "Mama Mama"

Statusnya dia udah gak singgle lagi. Soalnya dia punya kekasih yang akun twitternya @lisanashidqin. Awet banget juga statusnya. Btw kapan gitu anniversary yang ke 2mereka pas tanggal 23 November. Lah si Dhika minta bantuan anak cewek-cewek kelas buat bikinin scarf book --a. Walaupun dia gak banyak kerja, justrul anak-anak yang kerja. Tapi dia belah-belahin sampek belum makan. Romantis juga Dhika.