Jumat, 29 Juli 2011

nganggur --a

ya ngangur......
apa yang membuat nganggur?
karena memang gak ada kerjaa..gak sekolah juga, karena memang kalo ke sekolah bakal nganggur gak ada kerjaan,,,,, karena gak ada pelajaran..
ya akhirnya aku putuskan bikin posting aja
btw.. aku gatau mau bikin posting apa.... yang jelas lagi nganggur... --a
mau nulis apa aja gak ada inspirasi...
yoweslah, nganggur ae ambek otak-atik laptop orang --a

KEGEJEAN KARENA NGANGGUR

Selasa, 26 Juli 2011

Lingkaran

W : kayak lingkarang tauk....
S  : apanya ?
W : ya kita..
S  : kok bisa?
W : soalnya muter....
S  : muter? apanya? roda?
W : kok geje ya
S  : kamu lak geje .... --a
W: he, nggak yo.... maksutku iku ya kita ini kayak lingkaran....mbulat-mbulet terus...
S  : apanya yang mbulat-mbulet?
W : ya kita....gak ada awalan sama gak ada akhirannya :)
S : lucu kamu ini...... --a

Senin, 25 Juli 2011

tengah malam....

tik.. tak..tik.. tak.. tik.. tik.. tik..
ya begitu lah lantunan suara jam
begitu sunyi dunia malam
dunia malam yang penuh dengan kegemerlapan

masih ada insan-insan yang ada di luar rumah
entah apa yang mereka lakukan...
aku acuhkan saja,
karena memang banyak kesimpang siuran dunia malam

16 Agustus 2010

teringat satu tahun yang lalu, suatu hal yang benar-benar memabawa pengaruh besar bagi hidupku dan seseorang. yah memang awalnya hal itu membuatku tertegun, galau lebih tepatnya. yah...akhirnya aku berusaha melupakannya, melupakn hal yang terjadi di pagi itu. tepatnnya ketik pagi hari dan waktu itu lagi puasa. seketika tiba-tiba, hal itu terjadi cepat. di dalam obrolan sms ama seseorang dan disana orang itu melakukan hal blak-blakkan yang membuat hatiku ini galau. antara sakitatau apalah.....aku juga bingung apa yang aku rasakan waktu itu.yah... tapi setelah hal itu. aku berusaha menjauh dari orang itu beberapa hari. tetapi tak bisa, karena memang kita saling membutuhkan. lalu akhirnya kita minta tolong dengan teman dekat kita berdua SINTA AMALIA ICHSANI :). dia menolong kita buat jadi teman :) hingga sampai saat ini. jasa Sinta buatku ama orang itu sangat besar. tanpa Sinta, kita gak bakal kayak gini sampai sekarang. Alhamdulillah sampai sekarang survive lah.

Minggu, 17 Juli 2011

My Sunshine

You are my sunshine

my only sunshine

You make me happy

When the skies a gray

You'll never knew dear

How much I LOVE YOU 

Plesae Don't take my Sunshine away


Sebuah lagu yang aku nyanyikan ketika perpisahan kelas 6SD. Never forget it :)

Hal Baru



Sebuah kenyaman yang aku rasakan
Hal baru memang 
Hal yang selama ini tidak aku pedulikan sama sekali
Tapi aku merasa pas dengan bidang ini
Aku tak tau apa yang membuatku merasa nyaman dengan bidang ini
Apakah bidang ini hanyalah sesaaat saja aku sukai?
Yah...itu hanya sebuah pertanyaan
Tapi aku sendiri tak tau..
Karena aku tak pernah bisa membaca bagaiman masa depanku kelak
Aku tak tau jadi apakah aku ini nantik...
Apakah jadi petinggi-petinggi negara ini yang tetap dengan sifat yang rakus seperti tikus
Ataukah aku hanya menjadi seorang ibu  yang sibuk dengan hal rumah tangganya
Atau aku sibuk melirik tas orang-orang yang sedang berberlanja dan aku berfikir bagaimancar untu mendapatkannya
Yah....tetap saja ku tak tau apa jawabannya...
Apapun itu...
Aku jadi apa atau apa..
Pintaku ..aku ingin bermanfaat bagi orang lain
Tapi bukan seperti Roben Hood..
Aku ingin menjadi diriku sendiri bukan Robert Einsten,bukan Fatimah binti Muhammad atau para orang yang berpengaruh di dunia ini
Aku hanya ingin apa yang terbaik bagi diriku yang telah ditentukan Rabbku
Tetapi aku juga akan berusah meraih mimpi-mimpi yang aku miliki

Sabtu, 16 Juli 2011

Setetes Air Mata


Tetesan air yang jatuh dari air mata ini


Tiba-tiba mengalir dengan sendirinya


Memang tekadang banyak orang yang merasa aneh dengan air mata


Banyak orang yang meremehakan air mata


Terkadang Allah saangat menyukai air mata ini


Setetes air mata yang jatuh


 karena takut dengan Allah atas dosa yang tlah dilakukan
dengan hal ini kita mampu.....


mampu untuk membuka pintu ridha dan cintaNya :)

Senyuman 2011

Apa itu Senyuman?  Senyuman adalah singkatan dari senangnya umat dikhitan. Ini adalah sebuah acara yang diselenggarakan oleh Sekbid 4 OSIS SMAN 5 Surabaya. Sekbid ini tugasnya emang untuk menangani tentang sosial.


Dilihat dari kepanjangannya saja sudah jelas bahwa acara ini adalah acara khitanan tapi khitananya untuk umum. Biasanya masyarakat mengatakan khitanan masal. Acara khitanan masal ini kira-kira sejak 2 tahun yang lalu sudah ada, itu yang saya tahu. Alhamdulillah tahun 2011 ini acara ini juga bisa diselenggarakan lagi. Dengan target 100 peserta serta diikuti oleh anak yang kurang mampu dan  belum dikhitan tentunya.
 Acara senyuman pada tahun ini terdiri dari Senyuman dan Pasca Senyuman. Acara Senyuman  yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2011 ini dan Pasca Senyuman pada tanggal 21 Juni 2011 Terdiri dari 72 panitia keseluruhannya. Dan memiliki 9 bidang kordinasi yaitu acara, dana, properti, konsumsi, kamzin, pubdok, sekret, transport dan humas.


Alhamdulillah acara senyuman ini  berjalan dengan lancar dan sukses dengan jumlah peserta yang mendaftar 101 peserta. Tetapi yang datang ketika hari H hanya 76 peserta dan yanng mau untuk dikhitan hanyaa 74 peserta. 2 anak lainnya masih merasa taku dengan khitan. Hehe. Walaaupun para panitia sudah berusaha untuk membujuknya agar mau ikut. Hehe.


Pasca Senyuman adalah acara yang memfasilitasi untuk para peserta. Disini kita memberi layanan agar para pesrta nyaman setelah dikhitan dengan cara check up. Pada hari ini yang datang hanya 46 peserta. Jadi 30 peserta lainnyaa yang dikhitan tidak datang.


 Banyak sekali hal yaang aku dapatkan selama satu tahun ini ketika berada di SMALA. Salah satunya dari kepanitian senyuman ini J. Terima kasih kawan semuanya yang telah banyak membantu saya. Maaf jika saya banyak sekali kekurangan yang ada pada diri saya. Karena manusia tidak ada yang sempurna. :)

SENYUMAN 2011
AKULAH SANG PEMBERANI !!! 

Bulan Sya'ban

Asal Penamaan
Nama Sya’ban diambil dari kata: sya’bun, yang artinya kelompok atau golongan. Dinamakan Sya’ban, karena pada bulan ini masyarakat jahiliyah berpencar mencari air. Ada juga yang mengatakan, mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk melakukan peperangan. (Lisanul ‘Arab ). Al-Munawi mengatakan: “Bulan rajab menurut masyarakat jahiliyah adalah bulan mulia, sehingga mereka tidak melakukan peperangan. Ketika masuk bulan sya’ban, bereka berpencar ke berbagai peperangan.” (at-Tauqif a’laa Muhimmatit Ta’arif, hal. 431)
Hadits Shahih Seputar Sya’ban
  1. Dari A’isyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan: Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakana, ‘Beliau tidak pernah tidak puasa’. Dan terkadang beliau tidak puasa terus hingga kami katakan, ‘Beliau tidak melakukan puasa’. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering dari pada ketika di bulan Sya’ban. (HR. Al Bukhari & Mulim)
  2. A’isyah mengatakan: Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh. (HR. Al Bukhari & Mulim)
  3. A’isyah mengatakan: Saya pernah memiliki hutanng puasa Ramadhan. Dan saya tidak mampu melunasinya kecuali di bulan Sya’ban. (HR. Al Bukhari & Mulim)
  4. A’isyah mengatakan: Bulan yang paling disukai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan puasa adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau lanjutkan dengan puasa Ramadhan. (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanadnya dishahihkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
  5. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi, Ibn Majah, dan dishahihkan Al Albani)
  6. Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengatakan: Saya belum pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut selain di bulan Sya’ban dan Ramadhan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan Al Albani)
  7. Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya: Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana anda berpuasa di bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani)
  8. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari. Kecuali orang yang sudah terbiasa puasa sunnah, maka silahkan dia melaksanakannya.” (HR. Al Bukhari & Muslim)
  9. Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluqnya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan” (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani)
Hadits Dhaif Seputar Sya’ban
  1. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: Puasa sunnah apakah yang paling utama setelah Ramadhan? Beliau bersabda: “Sya’ban, dalam rangka mengagungkan Ramadhan…” (HR. At Turmudzi dari jalur Shadaqah bin Musa. Perawi ini disebutkan oleh Ad Dzahabi dalam Ad Dhu’afa, beliau mengatakan: Para ulama mendhaifkannya. Hadits ini juga didhaifkan Al Albani dalam Al Irwa.)
  2. Dari A’isyah radhiallahu ‘anha, beliau mengtakan: Suatu malam, saya kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saya cari keluar, ternyata beliau di Baqi’….Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala turun pada malam pertengahan bulan Sya’ban ke langit dunia. Kemudian Dia mengampuni dosa yang lebih banyak dari pada jumlah bulu kambingnya suku Kalb.” (HR. Ahmad, At Turmudzi, dan didhaifkan Imam Al Bukhari & Syaikh Al Albani)
  3. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika masuk malam pertengahan bulan Sya’ban maka shalat-lah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam. Dia berfirman: Mana orang yang meminta ampunan, pasti Aku ampuni, siapa yang minta rizki, pasti Aku beri rizki, siapa…. sampai terbit fajar.” (HR. Ibn Majah. Di dalam sanadnya terdapat Ibn Abi Subrah. Ibn Hajar mengatakan: Para ulama menuduh beliau sebagai pemalsu hadits. Hadits ini juga didhaifkan Syaikh Al Albani)
  4. Hadits: Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku. (Riwayat Abu Bakr An Naqasy. Al Hafidz Abul Fadhl Muhammad bin Nashir mengatakan: An Naqasy adalah pemalsu hadits, pendusta. Ibnul Jauzi, As Shaghani, dan As Suyuthi menyebut hadits ini dengan hadits maudlu’)
  5. Hadits: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil: Hai Ali, siapa yang shalat seratus rakaat di malam pertengahan bulan Sya’ban, di setiap rakaat membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas sepuluh kali. Siapa saja yang melaksanakan shalat ini, pasti Allah akan penuhi kebutuhannya yang dia inginkan ketika malam itu…. (Hadits palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/127 – 128, As Suyuthi dalam Al-Lali’ Al Mashnu’ah, 2/57 – 59, dan ulama pakar hadits lainnya )
  6. Hadits: Siapa yang melaksanakan shalat pada pertengahan bulan Sya’ban dua belas rakaat, di setiap rakaat dia membaca surat Al Ikhlas tiga kali maka sebelum selesai shalat, dia akan melihat tempatnya di surga. (Hadits palsu, disebutkan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/129 Ibnul Qoyim dalam Manarul Munif, hal. 99, dan dinyatakan palsu oleh pakar hadits lainnya)
Amalan Sunnah di Bulan Sya’ban
Pertama, memperbanyak puasa sunnah selama bulan Sya’ban
Ada banyak dalil yang menunjukkan dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan sya’ban. Diantara hadits tersebut adalah:
Dari A’isyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan: Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakana, ‘Beliau tidak pernah tidak puasa’. Dan terkadang beliau tidak puasa terus hingga kami katakan, ‘Beliau tidak melakukan puasa’. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering dari pada ketika di bulan Sya’ban. (HR. Al Bukhari & Mulim)
A’isyah juga mengatakan: Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh. (HR. Al Bukhari & Muslim)
Hadits-hadits di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, melebihi puasa di bulan lainnya.
Ulama berselisih pendapat tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, mengingat adanya banyak riwayat tentang puasa ini. Pendapat yang paling kuat adalah keterangan yang sesuai dengan hadits dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya: Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana anda berpuasa di bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani)
Kedua, memperbanyak ibadah di malam nishfu Sya’ban
Ulama berselisish pendapat tentang status keutamaan malam nishfu Sya’ban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. Berikut keterangannya:
Pendapat pertama, tidak ada keuatamaan khusus untuk malam nishfu Sya’ban. Statusnya sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan malam nishfu Sya’ban adalah hadits lemah. Al Hafidz Abu Syamah mengatakan: Al Hafidz Abul Khithab bin Dihyah – dalam kitabnya tentang bulan Sya’ban – mengatakan: “Para ulama ahli hadits dan kritik perawi mengatakan: Tidak terdapat satupun hadits shahih yang menyebutkan keutamaan malam nishfu Sya’ban.” (Al Ba’its ‘ala Inkaril Bida’, hal. 33).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Sya’ban dan nishfu Saya’ban. Beliau mengatakan: “Terdapat beberapa hadits dhaif tentang keutamaan malam nishfu Sya’ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadits yang menyebutkan keutamaan shalat di malam nishfu Sya’ban, semuanya statusnya palsu, sebagaimana keterangan para ulama (pakar hadits).” (At Tahdzir min Al Bida’, hal. 11)
Pendapat kedua, ada keutamaan khusus untuk malam nishfu Sya’ban. Pendapat ini berdasarkan hadits shahih dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan” (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani).
Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syaikhul Islam mengatakan: ….Pendapat yang dipegangi mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam madzhab hambali adalah meyakini adanya keutamaan malam nishfu Sya’ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadits yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para sahabat dan tabi’in…(Majmu’ Fatawa, 23/123)
Ibn Rajab mengatakan: Terkait malam nishfu Sya’ban, dulu para tabi’in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi’in lainnya, mereka memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu…(Lathaiful Ma’arif, hal. 247).
Kesimpulan:
Dari keterangan di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
  1. Nishfu Sya’ban termasuk malam yang memiliki keutamaan. Hal ini berdasarkan hadits yang telah disebutkan. Meskipun sebagian ulama menyebut hadits ini hadits yang dhaif, namun insyaAllah yang lebih kuat adalah penilaiannya Syaikh Al Albani bahwa hadits tersebut statusnya shahih.
  2. Tidak ditemukan satupun riwayat yang menganjurkan amalan tertentu ketika nishfu Sya’ban. Baik berupa puasa atau shalat. Hadits di atas hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hamba-Nya di malam nishfu sya’ban, kecuali dua jenis manusia yang disebutkan dalam hadits tersebut.
  3. Ulama berselisih pendapat tentang apakah dianjurkan menghidupkan malam nishfu Sya’ban dengan banyak beribadah. Sebagian ulama menganjurkan, seperti sikap beberapa ulama Tabi’in yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Sebagian yang lain menganggap bahwa mengkhususkan malam nishfu Sya’ban untuk beribadah adalah bid’ah.
  4. Ulama yang membolehkan memperbanyak amal di malam nishfu Sya’ban, mereka menegaskan bahwa tidak boleh mengadakan acara khusus, atau ibadah tertentu, baik secara berjamaah maupun sendirian di malam ini. Karena tidak ada amalan sunnah khusus di malam nishfu Sya’ban. Sehingga, menurut pendapat ini, seseorang dibolehkan memperbanyak ibadah secara mutlak, apapun bentuk ibadahnya.
Amalan Bid’ah di Bulan Sya’ban
Ada banyak bid’ah yang digelar ketika bulan Sya’ban. Umumnya kegiatan bid’ah ini didasari hadits-hadits dhaif yang banyak tersebar di masyarakat. Terutama terkait dengan amalan nishfu sya’ban. Berikut adalah beberapa kegiatan bid’ah yang sering dilakukan di bulan Sya’ban:
Pertama, Shalat sunnah berjamaah atau mengadakan kegiatan ibadah khusus di malam nishfu sya’ban
Terdapat hadits shahih yang menyebutkan keutamaan malam nishfu Sya’ban, namun tidak ditemukan satupun hadits shahih yang menyebutkan amalan tertentu di bulan Sya’ban. Oleh karena itu, para ulama menegaskan terlarangnya mengkhususkan malam nishfu Sya’ban untuk melaksanakan ibadah tertentu.
Kedua, Shalat Alfiyah
Manusia pertama yang membuat bid’ah shalat Alfiyah di malam nishfu Sya’ban adalah seseorang yang bernama Ibn Abil Hamra’, yang berasal dari daerah Nablis, Palestina. Dia datang ke Baitul Maqdis pada tahun 448 H. Dia memiliki suara bacaan Al Qur’an yang sangat merdu. Ketika malam nishfu Sya’ban, dia shalat dan diikuti oleh seseorang di belakangnya sebagai makmum. Kemudian makmum bertambah tiga, empat,..hingga sampai selesai shalat jumlah mereka sudah menjadi jamaah yang sangat banyak.
Kemudian di tahun berikutnya, dia melaksanakan shalat yang sama bersama jamaah yang sangat banyak. Kemudian tersebar di berbagai masjid, hingga dilaksanakan di rumah-rumah, akhirnya jadilah seperti amalan sunnah. (At Tahdzir Minal Bida’, karya At Turthusyi, hal. 121 – 122).
Tata caranya:
Shalat ini dinamakan shalat alfiyah, karena dalam tata caranya terdapat bacaan surat Al Ikhlas sebanyak seribu kali. Di baca dalam seratus rakaat. Tiap rakaat membaca surat Al Ikhlas sebanyak 10 kali. (Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 149)
Semua ulama sepakat bahwa shalat Alfiyah hukumnya bid’ah.
Ketiga, Tradisi Ruwahan-sadranan (selamatan bulan di Sya’ban)
Tradisi ini banyak tersebar di daerah jawa. Mereka menjadikan bulan ini sebagai bulan khusus untuk berziarah kubur dan melakukan selamatan untuk masyarakat kampung. Pada hakekatnya tradisi ini merupakan warisan agama hindu-animisme-dinamisme. Sehingga bisa kita tegaskan hukumnya terlarang, karena kita dilarang untuk melestarikan adat orang kafir. Atau, setidaknya tradisi ini termasuk perbuatan bid’ah yang sesat.
***
copas dari Artikel
Penulis: Ust. Ammi Nur Baits