Jumat, 26 Desember 2014

Dibelakangmu

Selama ini aku selalu dibelakangmu. Iya aku selalu berada dibelakangmu.
Ketika aku ingin berada di depanmu.
Menggunakan bantuanmu, segala cara aku gunakan dengan memperalatmu kakimu, tanganmu, apapun yang kau miliki, aku manfaatkan untuk menguatkan diriku.
Hingga akhirnya kamu tak mau, kamu tahu. Kalau aku hanya memperdayakanmu selama ini
Sial bukan malang diri ini bodoh.
Jelas kita tak pernah berjalan bersampingan.
Kita tak pernah berpangku tangan, untuk menuju impian kita masing-masing
Kita hanya menuntut satu sama lain menjadi apa yang kita inginkan
Hmm.. bodoh juga ini
Aku berusaha lari dari hidupku saat ini
Aku melihat cahaya berkilau kembali , semakin aku dekati. Itu mendekatkan diriku kepadamu lagi
Bodoh.. sial sekali aku
Aku masih kekanak-kanakan tak tahu bedanya saat bersikap biasa dan tidak.
Hmm.. aku harus bagaimana juga?
Aku tak boleh lari dari hidup ini
Memang tempatku berada di belakangmu.
Selalu dibelakangmu.
Aku maih bersembunyi dibelakang tubuhmu yang besar itu. Iya aku masih takut untuk menghadapi hidup ini.
Ahh sial.. kamu pergi lagi.
Iya lalu aku hanya diam. Mencoba mengikuti tak guna.
Lalu aku ingat, ada Allah yang menemaniku. Ada Allah yang menemaniku untuk menjalani hidupku.
Jika aku mulai lemah lagi, aku berdoa lagi. Aku mencari semangat lagi.
Aku bisa, setiap pagi kata itu yang muncul dari hidupku.
Aku bisa menjalani hidup ini.
Yah cukup Allah yang membantuku

Kamis, 04 Desember 2014

Dua Impian, Satu Pilihan

Aku punya 2 mimpi dalam resolusiku tahun ini, dan keduanya hampir saja aku coret
Entah kenapa di ujung akhir ketika aku ingin mengambil semuanya dan ingin mencoretnya
Aku dsuruh memilih. Pilih mana? Ambil satu saja
Aku merasakan bahwa aku ditengah jalan, dimana ada cabangnya
Apa yang harus aku pilih?
Satu memang sudah pasti, tapi begitu sayang untuk aku tinggalkan
Tapi satunya lagi juga gerbang untuk hal yang lebih indah lainnya, tapi masih ada satu langkah lagi
Aku harus bagaimana?
Apa aku harus lari-lari lagi seperti dulu, menggantungkan semuanya atau aku mengakhiri semuanya?
Atau aku sudah memiliki kepastian yang pasti... aaaahhhhh
sungguh ini tak semudah yang aku pikirkan
Dua hal ini bagai impianku selama ini, yang mana aku ingin punya keduanya.... hmmmmm
Tapi memang ini ada dua, tapi aku hanya bisa memilih satu
Masih bolehkah aku ambil dua? Tapi tidakkah aku dibilang aku manusia serahkah?
Aku ingin sibuk, aku hanya ingi mempersibuk diri ini untuk hal yang bermanfaat sudah itu saja