Memang benar orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, makan, pakaian, pendidikan, teman, pekerjaan, hingga calon pendamping hidup anaknya. Memang tujuan para orang tua baik. Ingin agar anak-anaknya bisa menjadi orang yang bahagia. Tapi terkadang apa yang dilakukan orang tua justrul salah. Terkadang anak merasa tertekan dengan sikap orang tua tersebut. Apalagi sampai-sampai dilarang untuk memilih cita-cita yang sesuai dia inginkan.
Betul perkataan seorang pepatah “orang tua bisa membuatkan istanah yang megah untuk anakanya, tetapi orang tua tidak bisa membuat istana hati untuk anaknya.”. Memang menolak perkataan atau hal yang diinginkan orang tua itu susah. Terkadang sampai aduh cek cok mulut terlebih dahulu. Tapi tetap saja sih anak diharuskan nurut. Apalagi kepada ibu. Tetap dalam hal ini kita harus bertutur kata yang sopan, apabila kita ingin mengatakan dengan orang tua kuncinya katakana hal itu baik-baik serta dala keadaan yang santai.
Sakit rasanya apabila suatu hal yang kita inginkan tidak diizinkanatau orang tua tidak ridho dengan apa yang kita lakukan. Apa lagi apabila anak dilarang untuk dating ke kajian untuk menuntut ilmu agama. Sering para orang tua merasa seorang anak yang dating kajian karena para orang tua takut apabila anak ikut aliran sesat. Baik memang tetapi kalo memang betul jalan yang di tempuh si anak ini haq dan tidak keluar dari ajaran Al-Qur’an serta As Sunnah.
Kenapa harus dilarang? Apabila si anak ingin mengikuti ajaran Rasulullah serta 3 generasi terbaik (sahabat, tabi’in, tani’it tabi’in). untuk menyelesaikan masalh ini, Si anak berusaha mengajak orang tua agar ikut bersama si anak agar datang kajian bersama-sama. Kalo orang tua tidak mau bawakan rekaman kajian ke orang tua tunjukkan apa saja isinya. Kalo orang tua bener-bener tidak bisa, ya tetap berusaha aja dating kajian dengan cara berbohong syar’i sebenere bukan berbohong juga seh, lebih tepatnya mengartikan ke makna lain.
Contoh yang mudah. Si anak mau berangkat kajian pamit kepada orang tua. “ bu, yah, aku mau kerja kelompok.” Kata si anak. Lalu orang tua menjawab “ boleh, nak.”. si orang tua tidak tahu kalo si anak dating kajian tahunya hanya si anak berangkat kerja kelompok sama teman-temannya. Tetapi disini kerja kelompok banyak sekali memiliki arti alias ambigu. Yang penting makana kerja kelompok adalah belajar bareng. Kajian pun isinya juga belajar bareng. Hahaha.. (ngguyu ngakak)
Ok hanya itu saja yang bisa aku katakan mengenai beberapa permasalahan teman-teman kebanyakan yang dilarang orang tuanya untuk dating ke kajian atau lainnya. Semoga bisa mempraktekkan tips dari saya ini yang agak geje –‘, tapi Insya Allah di coba bakal sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar