Kamis, 18 November 2010

Islam Masa Depan

Mau tak mau, mata ini harus tertumbuk pada orang-orang yang duduk melingkar di trotoar. Tampaknya mereka adalah pengemudi becak, karena di pinggir jalan beraspal terlihat beberapa becak diparkir tak rapi.  Tentu saja mereka tak sedang mengadakan halaqah pengajian. Karena hanya sedikit masyarakat yang doyan ngaji.  Tak salah mereka sedang berjudi. 

Tontonan tak berhenti, begitu halaqah judi terlewati , masih ada yang lain lagi. Poster bioskop yang seronok terlihat pula bertengger dipajang di atas gedung. Bila malam sedikit, semakin banyak maksiat yang digelar . muda-mudi yang pacaran dengan mudah ditemukan di tempat-tempat remang. Belum lagi ditambah wanita tuna susila yang hampir di setiap kota punya tempat operasi. Dan seterusnya maksiat memang lagi naik daun.
Mengelus dada sudah sering dilakukan, walau tentu tak akan punya banyak manfaat bila tidak diikuti dengan tindakan nyata. Ya kalo bukan kita siapa lagi??  WAHAI ANAK MUDA. Mengubah hal itu memang tidak mudah. Dengan cara kekerasanpun , tampaknya bukan pilihan yang tepat. Mendahulukan emosi, juga bukan jalan keluar. Karena kita memang bukan pemerintah yang memiliki kekuasaan untuk mengubah kemungkaran tadi dengan tangan.
Yang membuat diri ini gundah dan khawatir, jangan-jangan dengan kita mendominasi kemungkaran tadi membuat hati ini lemah kawan.. atau kita turut terjun ke dalamnya. Ya Rabb, semoga hal itu tidak pernah terjadi dalam diri kita.
Kebenaran memang lebih sering menjadi kelompok minoritas. Karena minoritas, kelompok ini menjadi begitu asing di tengah-tengah manusia. Seperti sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, bahwa islam datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing. Meski begitu, ada sepercik harapan yang membuat hati ini lebih kuat ditengah badai fitna, benturan maksiat dan godaan iman. Diantarnya berita kenabian yang pasti benar dan pasti akan terjadi. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada para shabatnya, ketika mereka dianiaya, diazab dan merasakan kesempitan dalam beragama.

“Dan pasti, Allah akan menyempurnakan perkara ini, sehingga seorang pengendara berpergian dari Shan’a dingga Hadramaut, dia tidak merasa takut melainkan hanya kepada Allah, demikian pula takut dengan serigala yang memangsa dombanya” (HR.Al Bukhari)

Bila masa depan memang milik Islam, kenapa kita mesti mundur dalam mempertahankan agama ini karena memang agama Islam adalah agama yang diridhai Allah untuk semua manusia serta, agama Islam adalah agama yang mengesakan Allah serta meninggalkan apa yang menyelisihi perintahNya.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan.” (Q.S An-Nisa : 125)


Maka dari itu kita sebagai anak muda harus memiliki Aqidah yang haq sebagai landasan kita untuk ke depannya. Serta tak usah berkecil hati dengan maraknya kebatilan. Jangan lupa kawan tetaplah gunakan prinsip “amar ma’ruf nahi munkar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar