Ada kalanya Aku dan Kau merasa jauh
Jauh sekali karna dipisahkan jarak dan waktu
bahkan ketika hati terusik tuk ketemu
seolah mendekap rindu dalam bayang semu
dan
Adakalanya Aku dan Kau merasa dekat
Dekat sekali…bahkan lebih dekat dari apa yang kita rasakan
Apa yang kita harapkan
dalam setiap bentang sepanjang kenangan
saat ini,
saat itu,
dan saat yang akan datang
Wahai sahabat
Memang Aku belum mengenalmu secara mendalam
Bahkan kornea mataku yang katanya tembus pandang
Tak bisa melihat dinding-dinding tebal yang tegak menghadang
Bahkan ketika Kau dan Aku jadi penasaran
Timbul gelora membara di gelanggang “Sejuta Pertanyaan”
Apakah ini suatu kesungguhan ataukah sekedar lelucon picisan?
Atau sekedar permainan tipuan yang penuh ketidak manfaatan?
Karna sudah tak percaya dengan namanya persahabatan
Apalagi hanya kenal beberapa saat
Tapi sahabatku percayalah,
Bahwa di tengah ketidakmungkinan masih ada celah berkas sinar harapan
Dibalik sejuta keniscayaan, masih ada uluran tangan kesungguhan
Dibalik semua kemustahilan, masih ada niat ketulusan
Atau mungkinkah ini sebagai budaya metropolitan
Aku sangat maklum dan mafhum akan hal ini
Karna memang seolah hal mustahil di abad terkini
Dimana egoisme dan saling ketidakpercayaan tlah menjadi ciri
Bahkan menjelma menjadi simbol jatidiri
Tetapi sahabatku Meski Kau jauh ntah dimana
Meski Kau tak tampak seperti siapa
Juga ketika Kau bertanya tentang Aku Disanalah sebenarnya Kau dan Aku menjadi satu
Satu dalam ikatan bathin yang tak kan pernah pudar
walau ombak samudera menggelegar bahkan langit kelam dihujani beribu halilintar
Aku tak kan goyah dan tak kan gentar
Karna ku yakin bahwa Kau adalah sahabat baikku
Bahkan sahabat terbaikku
bahkan mungkin lebih dari itu, jika ada kosa kata lain yang utuh
Wahai sahabat
coba kau rasakan
ketika kau bangun membuka mata
di sudut pelupukmu ku hadir tuk menjelma ketika kau sedang pergi
di sini lah ku slalu menanti
Bahkan ketika kau sedang belajar atau bekerja
Disinilah ku slalu mendukung dengan do’a Bahkan ketika kau larut dengan kerjaan
Disinilah aku selalu menebar benih harapan
Agar kau bertemu dengan bingkai keberhasilan
Semua karena “aku Sayang Padamu”
Disinilah, di lubuk hati ini
Ada asa yang menghujam begitu dalam
Di langit jingga itulah kutebar sayang sepanjang kenangan
bahkan di seluruh waktu
untukmu
untukku
dan untuk semuanya
Mari kita tebar kasih di seluruh jagat raya
Agar anak cucu kita bisa menuai kasih sepanjang masa
Inilah yang bisa kulakukan
Jauh sekali karna dipisahkan jarak dan waktu
bahkan ketika hati terusik tuk ketemu
seolah mendekap rindu dalam bayang semu
dan
Adakalanya Aku dan Kau merasa dekat
Dekat sekali…bahkan lebih dekat dari apa yang kita rasakan
Apa yang kita harapkan
dalam setiap bentang sepanjang kenangan
saat ini,
saat itu,
dan saat yang akan datang
Wahai sahabat
Memang Aku belum mengenalmu secara mendalam
Bahkan kornea mataku yang katanya tembus pandang
Tak bisa melihat dinding-dinding tebal yang tegak menghadang
Bahkan ketika Kau dan Aku jadi penasaran
Timbul gelora membara di gelanggang “Sejuta Pertanyaan”
Apakah ini suatu kesungguhan ataukah sekedar lelucon picisan?
Atau sekedar permainan tipuan yang penuh ketidak manfaatan?
Karna sudah tak percaya dengan namanya persahabatan
Apalagi hanya kenal beberapa saat
Tapi sahabatku percayalah,
Bahwa di tengah ketidakmungkinan masih ada celah berkas sinar harapan
Dibalik sejuta keniscayaan, masih ada uluran tangan kesungguhan
Dibalik semua kemustahilan, masih ada niat ketulusan
Atau mungkinkah ini sebagai budaya metropolitan
Aku sangat maklum dan mafhum akan hal ini
Karna memang seolah hal mustahil di abad terkini
Dimana egoisme dan saling ketidakpercayaan tlah menjadi ciri
Bahkan menjelma menjadi simbol jatidiri
Tetapi sahabatku Meski Kau jauh ntah dimana
Meski Kau tak tampak seperti siapa
Juga ketika Kau bertanya tentang Aku Disanalah sebenarnya Kau dan Aku menjadi satu
Satu dalam ikatan bathin yang tak kan pernah pudar
walau ombak samudera menggelegar bahkan langit kelam dihujani beribu halilintar
Aku tak kan goyah dan tak kan gentar
Karna ku yakin bahwa Kau adalah sahabat baikku
Bahkan sahabat terbaikku
bahkan mungkin lebih dari itu, jika ada kosa kata lain yang utuh
Wahai sahabat
coba kau rasakan
ketika kau bangun membuka mata
di sudut pelupukmu ku hadir tuk menjelma ketika kau sedang pergi
di sini lah ku slalu menanti
Bahkan ketika kau sedang belajar atau bekerja
Disinilah ku slalu mendukung dengan do’a Bahkan ketika kau larut dengan kerjaan
Disinilah aku selalu menebar benih harapan
Agar kau bertemu dengan bingkai keberhasilan
Semua karena “aku Sayang Padamu”
Disinilah, di lubuk hati ini
Ada asa yang menghujam begitu dalam
Di langit jingga itulah kutebar sayang sepanjang kenangan
bahkan di seluruh waktu
untukmu
untukku
dan untuk semuanya
Mari kita tebar kasih di seluruh jagat raya
Agar anak cucu kita bisa menuai kasih sepanjang masa
Inilah yang bisa kulakukan