Oke aku tahu, memang kali ini benar-benar waktu galau yang sangat galau.. kangen smala. Semacam tempat baruku ini "aneh" masih belum dapat aku terima. Entah siapa yang salah, mungkin aku yang kurang bisa beradaptasi dengan baik atau mungkin masih perlu banyak waktu untuk aku menerima tempat ini dengan oranng-orang baru yang bisa dibilang. Sungguh amat berbeda.
Udah gak ada orang-orang yang biasanya ngingetin aku masalah batasan agama ini dan itu. Gak ada orang-orang yang bisa dibilang dapat menghargai idealis-nya masing-masing. Orang-orang yang bisa dibilang "luar biasa". Benar-benar berbeda. Semacam dunia yang sesungguh ada gelap dan putih.
Entah aku tak tahu aku rasa betul kata temenku yang namanya aan "smala itu nyaman soalnya warganya cenderung homogen yang akhirnya bikin kita jadi konformis (baca:cenderung di zona nyaman). coba kalo di univ, banyak tipe manusia yang membuat kita gelisah. "
Beda semuanya sudah berubah, aku udah gak di SMALA lagi udah di ITS. Bukan smala, sekolah pencetak pemimpin peradaban. Membuatku teringat tulisan awal ketika PERISAI 2010 "SELAMAT DATANG CALON PEMIMPIN PERADABAN".
Tapi gatau, yang jelas aku sampai saat ini masih berusaha. Berusaha untuk menerima dan beradaptasi dengan apa yang ada. Apalagi dengan mengingat kedua wajah orang tuaku. Yang bisa dibilang penyemangat baru dalam hidupku. Kalau males pun rasanya tak rela.. Selalu ingat mereka..
Disamping itu mas pendamping yang super baik, yang bisa diajak curhat enak tentang ITS. Yang istilahnya selalu ngasih semangat yang super dupel, dan selalu bilang "selamat dek Danissa yang selalu berusaha memperluas zona nyaman ari yg awalnya gini *bikin lingkaran kecil* jadi segini *lingkaran yg lebih besar*". Intinya makasih banget selama ini bisa mendampingi aku yg super males ngomong di depan umum.